Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah telah mengatur turunnya hujan secara bergiliran bagi manusia. Kadang-kadang ia turun siang atau malam, kadang-kadang ditujukan untuk menyirami tanah satu kaum yang baru melaksanakan salat Istisqa, kadang-kadang dipalingkan dari kaum yang banyak melakukan kedurhakaan dan kemaksiatan. Semua itu bertujuan agar manusia mengambil pelajaran darinya, dan agar mereka mengerti bahwa Tuhanlah yang mengatur giliran hujan itu seperti mengatur peredaran bintang-bintang dan planet di angkasa luar. Air hujan itu bukan hanya turunnya saja yang diatur dengan bergiliran, akan tetapi bentuk dan keadaannya juga. Kadang-kadang air itu membeku jika suhu udara jauh di bawah nol dan merupakan es batu. Kemudian jika dipanaskan berubah menjadi cair, dan jika dipanaskan berubah menjadi uap. Air merupakan unsur yang terdapat dalam semua makhluk hidup, dalam tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia, seperti dalam firman Allah: Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. (al-Anbiya'/21: 30) Semua ini harus jadi bahan pemikiran bagi manusia agar dapat mensyukuri nikmat Allah. Akan tetapi, kebanyakan manusia enggan bahkan mengingkari nikmat-nikmat itu.
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia