Allah swt memerintahkan Rasulullah agar mengingatkan kaumnya akan permusuhan Iblis kepada Adam dan keturunannya. Permusuhan itu telah berlangsung lama sejak penciptaan Adam. Ketika Allah swt memerintahkan kepada para malaikat agar sujud untuk memberikan penghormatan kepada Adam, mereka lalu sujud kepadanya, kecuali Iblis. Ia merasa lebih mulia dan menolak perintah Allah. Sikap seperti itu disebabkan oleh kesombongannya, seperti tergambar dalam kata-katanya, "Apakah saya akan sujud kepada Adam yang diciptakan dari tanah, sedangkan aku diciptakan dari api." Menurut anggapan Iblis, api lebih mulia daripada tanah. Kata-kata Iblis serupa itu diungkapkan dalam ayat lain, seperti tersebut dalam firman Allah: (Iblis) berkata, "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (shad/38: 76) Iblis menjadi kafir karena tidak menaati perintah Allah dan bersikap sombong. Ia beranggapan bahwa Allah swt telah memerintahkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Anggapan Iblis yang demikian hanyalah khayalannya sendiri. Anggapannya bahwa api lebih mulia dari tanah adalah anggapan yang tidak benar, karena api dan tanah sama-sama makhluk Allah. Allah yang menciptakannya dari tiada, kemudian melebihkan kegunaannya dari yang satu atas yang lain, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Api bisa membakar, sementara tanah bisa menumbuhkan. Keduanya menjadi penunjang kehidupan manusia. Jadi secara kodrati, keduanya tidak bisa dilebihkan antara satu dengan yang lain. Keduanya mempunyai kelebihan masing-masing.
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia