Dalam ayat ini, Allah swt mencela kebodohan orang-orang kafir dan musyrik yang menyembah selain Allah, yaitu benda-benda yang mereka anggap sebagai Tuhan mereka, yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudarat, tidak mengetahui apa-apa yang dikerjakan manusia, dan tidak pula dapat mengawasi serta memberikan pahala ataupun siksa kepada manusia berdasarkan amal dan perbuatannya. Allah mengatakan, "Apakah Allah yang mengawasi perbuatan mereka sama dengan apa-apa yang dipertuhankan mereka yang tidak mempunyai sifat-sifat seperti itu?" Karena kaum musyrikin menjadikan beberapa sekutu bagi Allah swt, maka Allah memerintahkan rasul-Nya untuk mengatakan kepada mereka, "Sebutkanlah sifat-sifat yang dimiliki oleh apa yang kamu anggap sebagai tandingan atau sekutu Allah!" Semuanya sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat kesempurnaan seperti yang dimiliki Allah swt. Oleh sebab itu, tidaklah pantas untuk menjadi sekutu-Nya. Ucapan dan tuntutan mereka kepada Nabi Muhammad seperti tersebut di atas juga memberikan kesan adanya anggapan mereka bahwa Allah seakan-akan tidak mengetahui apa yang terjadi di bumi ini. Oleh sebab itu, dalam ayat ini Allah swt mempertanyakan kepada mereka, apakah mereka mengucapkan kata-kata tersebut dengan maksud untuk memberitahukan kepada Allah swt tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi yang mereka anggap tidak diketahui Allah? Padahal Allah mengetahui apa saja yang terjadi di alam ini. Karena kaum musyrikin itu mempersekutukan Allah dengan yang lain, maka dalam ayat ini Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk menanyakan kepada mereka, apakah mereka menyebut-nyebut "sekutu-sekutu" Allah hanya sekedar ucapan lahiriyah saja, dan tidak mempunyai hakikat kebenaran sama sekali? Kalau demikian halnya, maka ucapan mereka adalah omong kosong yang tidak mempunyai hakikat kebenaran sama sekali. Padahal Allah sama sekali tidak mempunyai sekutu. Dia Mahatinggi dan Maha Sempurna. Pada akhir ayat ini, Allah swt membuka tabir rahasia dari kesesatan orang-orang kafir dan musyrik, yaitu mereka telah terpukau oleh berbagai godaan setan yang menggambarkan kepada mereka bahwa tipu daya yang mereka lakukan itu adalah suatu kebaikan dan perbuatan yang terpuji. Oleh karena mereka telah menuruti rayuan setan tersebut, maka mereka telah dihalangi dan diselewengkan dari jalan Allah. Siapa yang telah menyimpang dari jalan Allah, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada orang-orang itu karena mereka telah menuruti kemauan setan.
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia