Ayat ini menjelaskan bagaimana sesungguhnya dakwah Nabi Isa kepada Bani Israil. Nabi Isa menyampaikan pokok-pokok ajaran yang diterimanya dari Allah swt, antara lain tentang iman kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa, iman kepada adanya hari kemudian, berbuat baik kepada sesama manusia, dan tidak melakukan perbuatan jahat. Nabi lsa menegaskan bahwa pokok-pokok ajaran yang disampaikannya itu adalah hikmah, yaitu beragama tauhid yang perlu dijalankan, yakni melakukan perbuatan-perbuatan mulia dan menjauhi perbuatan-perbuatan jahat yang akan menentukan kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat. (Mengenai rincian apa itu hikmah, bacalah Surah al-Isra'/17: 23-39). Nabi Isa juga menjelaskan tugasnya yang lain, yaitu menjelaskan apa yang diperselisihkan oleh Bani Israil. Perselisihan itu ada yang berkenaan dengan masalah agama, misalnya mengenai apakah hewan yang berkuku dan lemak sapi dan domba haram (al-An'am/6:146). Nabi Isa datang menjelaskan kehalalan semuanya itu (Ali 'Imran/3:50). Menurut Ibn Jarir, perselisihan itu mengenai persoalan-persoalan dunia, bukan mengenai agama. Hal itu tampaknya berkenaan dengan perpecahan Bani Israil menjadi berbagai sekte yang selalu baku hantam satu sama lainnya. Setelah itu Nabi Isa meminta mereka bertakwa yaitu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Takwa adalah konsekuensi iman, yaitu menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam hikmah di atas. Artinya, iman perlu dibuktikan dengan pelaksanaan perbuatan-perbuatan baik tersebut. Dan Nabi Isa meminta umatnya agar mematuhinya, yaitu menjalankan segala yang ia sampaikan dan tidak selalu memperselisihkan ajaran-ajaran agama.
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia