Pada ayat-ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dialah Pencipta segala sesuatu yang ada, baik di langit maupun di bumi. Dialah Pencipta alam seluruhnya, tak ada sesuatu pun yang dapat menciptakan selain Dia. Ini adalah suatu hakikat kebenaran yang tidak seorang pun dapat mengingkarinya. Tidak ada seorang pun dapat menyatakan bahwa dirinya pencipta alam, karena tak akan diterima akal bahwa seseorang mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk menciptakan jagad raya ini, dan tidak dapat pula diterima akal bahwa alam ini terjadi dengan sendirinya tanpa ada penciptanya. Oleh sebab itu, pastilah alam ini diciptakan oleh Zat Yang Mahakuasa dan Maha Mengetahui segala sesuatu, itulah Dia Allah. Allah-lah yang mengurus segala yang ada, ilmu-Nya sangat luas, mencakup semua makhluk-Nya. Dialah yang mengendalikan alam sejak dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya. Dia mengendalikan semua itu sesuai dengan ilmu, hikmah dan kebijaksanaan-Nya. Tak ada suatu makhluk pun yang ikut campur tangan dalam penciptaan dan pengendalian itu. Inilah yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan dapat diterima oleh hati nurani manusia. Meskipun demikian, masih banyak orang yang mengingkari hakikat ini dan mengatakan bahwa dialah yang berkuasa, dan dialah Tuhan, seperti yang dinyatakan oleh Fir'aun atau mengemukakan berbagai macam teori mengenai alam ini untuk menetapkan bahwa alam jagad raya ini terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakannya. Orang yang seperti ini adalah orang-orang kafir yang selalu mengingkari bukti-bukti kekuasaan Allah baik di langit maupun di bumi dan tidak mau mempergunakan akal pikirannya yang sehat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Mereka inilah yang dikatakan Allah sebagai orang-orang yang paling merugi baik di dunia apalagi di akhirat nanti. Sebagian mufasir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "Maqalid as-samawati wa al-ardh" (kendali langit dan bumi di sini ialah perbendaharaannya). Jadi, kunci-kunci semua perbendaharaan yang tersimpan di langit dan di bumi berada di tangan-Nya. Dialah yang memelihara dan menjaganya. Dialah penguasanya yang berhak membagi-bagikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Rasulullah bersabda: Diriwayatkan oleh Usman r.a. bahwa ketika ia menanyakan kepada Rasulullah tentang firman Allah "Hanya bagi Allah, maqalid langit dan bumi." beliau menjawab, "Hai Usman, engkau menanyakan kepadaku sesuatu yang belum pernah ditanyakan seseorang pun kepadaku sebelumnya. Maqalid as- samawati wa al-ardh" ialah ucapan: Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Awal Yang Akhir, Yang Lahir, Yang Batin, menghidupkan, mematikan, sedang Dia tetap hidup dan tidak mati, di tangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (Riwayat Abu Ya'la, Ibnu Abi hatim, dan Ibnu Mardawaih) Barang siapa yang membawa ucapan ini dia akan mendapat kebaikan yang ada di langit dan di bumi.
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia