Allah menegaskan lagi nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia, yaitu Dia telah menciptakan bumi luas dan datar sehingga mereka dapat menjalankan kehidupan dengan mudah. Dengan datarnya permukaan bumi, manusia dapat membuat jalan sehingga mereka dapat menjelajahi bumi sampai ke tempat-tempat yang jauh letaknya. Ayat-ayat ini menggambarkan bahwa bumi telah dijadikan Allah relatif datar (plane), terlepas dari fakta bahwa di bumi banyak gunung yang dijadikan sebagai tiang pancang permukaan bumi, dan fakta bahwa 70% dari permukaan bumi berupa permukaan laut. Namun demikian, profil permukaan bumi relatif lebih rata dan mulus dibandingkan dengan planet atau benda-benda langit lainnya di alam semesta. Menurut para ahli, kondisi bumi termasuk permukaannya sangat sesuai dengan kondisi kehidupan dan kenyamanan manusia yang menghuninya. Allah dengan kerahmanan-Nya telah mengkondisikan permukaan bumi sehingga manusia menikmati kenyamanan kehidupan di dunia. Mengapa Allah menjadikan permukaan bumi datar (sebagai hamparan)? Sebabnya ialah supaya manusia dapat menjelajahi jalan-jalannya. Ini berarti bahwa Allah mengharapkan manusia agar mempelajari dan mengeksplorasi seluruh permukaan maupun kandungan perut bumi. Yang dimaksud dengan "menjalani jalan-jalan" ini ialah bukan hanya secara fisik menjelajahi permukaan bumi, tapi juga secara ilmiah. Untuk mencapai atau menghasilkan pengetahuan manusia perlu mengembara, menjelajahi seraya mengamati seluruh seluk beluk dan semua pelosok bumi, agar bisa menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di permukaan bumi. Akumulasi pengetahuan manusia mengenai bumi disebut ilmu bumi, dan pada perkembangan lebih lanjut manusia perlu mempelajari ilmu bumi dan juga ilmu-ilmu kebumian serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan untuk dapat mengelola bumi ini.
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia