Dalam ayat ini Allah menerangkan keadaan Musa dengan kaumnya sebelum mereka meninggalkan Mesir. Kegagalan Firaun bersama pemuka-pemuka kaumnya dan tukang-tukang sihir itu mendorong Firaun melakukan perbuatan yang lebih kejam lagi. Dia merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Musa dan orang-orang Bani Israil. Rencana ini menimbulkan rasa ketakutan di kalangan Bani Israil. Oleh karena itu, tidak banyak di antara mereka yang beriman kepada Nabi Musa. Mereka yang beriman itu umumnya para pemuda. Kaum Nabi Musa merasa takut kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya yang selalu berusaha menyiksa mereka dan memaksa mereka murtad dari agama Musa a.s. Firaun zaman Musa a.s., termasuk raja yang sangat kejam dalam sejarah Mesir. Karena itu dia amat ditakuti oleh rakyatnya. Dia banyak menumpahkan darah manusia dan dia pula yang menganggap dirinya sebagai Tuhan. Bani Israil dijadikan budak di bumi Mesir. Firman Allah menjelaskan kekejaman Firaun: Dan para pemuka dari kaum Firaun berkata, "Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?" (Firaun) menjawab, "Akan kita bunuh anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka." (al-Araf/7: 127)
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia