Dalam ayat ini Allah menceritakan keadaan Firaun ketika dalam keputusasaan menyatakan imannya, dikatakan kepadanya bahwa tidaklah pantas dia mengatakan iman dan Islam pada saat demikian itu karena pernyataan itu hanyalah untuk menghindari kematian dan mencari keselamatan dari bencana dan sesudah dia diliputi keputus-asaan. Padahal pada masa sebelumnya dia mengingkari Allah bahkan mengaku dirinya Tuhan sehingga berlaku sewenang-wenang terhadap sesama manusia serta berbuat aniaya di atas bumi. Maka pernyataan iman dan Islam demikian itu tidak diterima karena tidak lahir dari ketulusan, tetapi lahir dari keputus-asaan.
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia