Allah mengisahkan ketidakterlibatan Nabi Ibrahim dari kemusyrikan kaumnya, dan kelanjutan dari ketidakterlibatannya itu dengan menggambarkan sikap Ibrahim dan akidah tauhidnya yang murni, yaitu Ibrahim menghadapkan dirinya dalam ibadah-ibadahnya kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi. Dia pula yang menciptakan benda-benda langit yang terang benderang di angkasa raya dan yang menciptakan manusia seluruhnya, termasuk pemahat patung-patung yang beraneka ragam bentuknya. Ibrahim cenderung kepada agama tauhid dan menyatakan bahwa agama-agama lainnya adalah batil, dan dia tidak termasuk golongan orang-orang yang musyrik. Dia seorang yang berserah diri kepada Allah semata. Firman Allah: Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? (an-Nisa'/4: 125) Firman-Nya: Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh. (Luqman/31: 22)
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia