Allah menerangkan bahwa ajakan Nabi Ibrahim kepada jalan yang benar mendapat tantangan yang berat dari kaumnya. Ibrahim dibantah oleh kaumnya pada waktu beliau menyampaikan agama tauhid karena Nabi Ibrahim mengemukakan kesalahan agama mereka yang menyembah berhala dan mendewakan bintang-bintang. Bukti-bukti yang dikemukakan oleh Ibrahim itu melemahkan, bahkan membatalkan akidah mereka, karena akidah mereka hanyalah didasarkan pada taklid kepada nenek moyang mereka. Itulah sebabnya Ibrahim menanyakan kepada mereka mengapa mereka menolak agama tauhid, padahal Ibrahim telah mengemukakan dalil-dalil kebenaran agama tauhid sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah dan keyakinan Ibrahim sendiri. Bukankah mereka mengetahui bahwa berhala dan bintang-bintang yang mereka puja itu mempunyai kekurangan sedangkan Pencipta jagat raya dan isinya adalah Mahasempurna. Mereka seharusnya tidak menyembah tuhan yang mempunyai sifat kekurangan. Kemudian Nabi Ibrahim menegaskan pendiriannya terhadap bantahan mereka itu yaitu beliau tidak gentar menghadapi malapetaka dan akibat dari mengingkari berhala. Karena sembahan mereka adalah benda mati yang tidak dapat menolak madarat dan tidak dapat pula memberikan manfaat. Tantangan Nabi Ibrahim merupakan jawaban terhadap sikap orang-orang musyrik yang menakut-nakuti Ibrahim akan mendapat bencana sebab mengingkari sesembahan mereka, seperti dialami Nabi Hud ketika menghadapi kaumnya, firman Allah: Kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. (Hud/11: 54) Bagaimana sembahan-sembahan mereka akan menimpakan bencana kepadanya padahal sembahan-sembahan itu tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat menjadi perantara dan juga tidak dapat memberikan syafa'at, terkecuali apabila Allah menghendaki bencana yang timbul karena patung itu. Kalau memang demikian berhala-berhala dan bintang-bintang itu, niscaya memberikan pengaruh jelek terhadap seseorang. Tetapi bukan karena pengaruh dari berhala-berhala dan bintang-bintang itu melainkan semata-mata hanya karena kekuasaan Allah. Segala bencana yang menimpa manusia dari mana pun datangnya hanya karena kehendak Allah dan Ilmu-Nya. Pada akhir ayat ini Allah memberikan alasan dari pengecualian yang terdapat dalam ayat ini yaitu Allah mempunyai pengetahuan yang sangat luas, meliputi semua yang ada.
Sumber : Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia